Jumat, 17 Desember 2010

CERAMAH AGAMA

PENGARUH AGAMA DI DALAM KEHIDUPAN
Disarikan dari Ceramah Ahad
yang disampaikan oleh:
Prof. Dr. H. Abudin Nata, M.A.
pada tanggal 23 November 2008
di Masjid Agung Sunda Kelapa – Jakarta
Transkriptor: Hanafi Mohan
Seorang pakar pendidikan dari Malaysia bernama Hasan Langgulung pernah mengatakan, bahwa dunia Islam dahulunya pernah mengalami kejayaan dan menjadi superpower selama kurang lebih 7 abad yang peninggalannya hingga saat ini masih bisa kita lihat. Islam dahulu pernah menguasai Spanyol selama 7 abad, dan masih banyak sisa-sisa arsitektur Islam di negara ini. Bahkan Spanyol pernah tercatat di dalam Guinness Book of Record sebagai negara yang paling tinggi kunjungan wisata antar negaranya. Hal ini dikarenakan adanya arsitektur dan bangunan yang Indah di negara ini, seperti di Seville, Granada, yang semuanya itu adalah karya-karya besar Umat Islam.
Islam juga pernah berkuasa di India, Sisilia, Italia, dan beberapa negara lainnya. Ketika itu Umat Islam maju dalam berbagai bidang: kedokteran, arsitektur astronomi, botani, farmakologi, dan seluruh cabang ilmu pengetahuan modern. Hal ini menurut Hasan Langgulung dikarenakan Umat Islam saat itu mengamalkan Asmaul Husna. Mengamalkannya bukan hanya sekedar dihafal dan dibaca, melainkan juga menghayati makna yang terkandung di dalamnya. Misalkan, Allah bersifat “Al-’Alim” (Maha Mengetahui), maka untuk menghayatinya kita juga berusaha untuk menjadi orang yang ‘alim, menjadi orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Allah juga bersifat “Al-Musawwir” (Maha Kreatif, Maha Inovatif, Maha Menghasilkan karya-karya besar), maka untuk menghayatinya kita juga semestinya menjadi orang yang kreatif.
Kita bersyukur kepada Allah, bahwa dalam kesempatan ini kita me-recharge (mengisi) kembali agar kita memiliki spirit dengan nilai-nilai, dengan sifat-sifat Allah, dan tentunya juga sesuai dengan praktek dan contoh yang diberikan oleh Rasulullah.
Allah berfirman:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (Q.S. Ar-Ruum: 30)
Pada ayat ini, Allah dengan tegas menyatakan dalam kalimat perintah: Fa aqim wajhaka (Maka hadapkanlah wajahmu). Jadi, kata “aqim” merupakan fi’il ‘amr, yang bisa berarti mendirikan, membangun, mengkonstruksi, ataupun menciptakan sesuatu yang kuat.
Di sini kita mencermati, bahwa dalam beragama memang harus secara sungguh-sungguh, jangan setengah hati, dan juga harus total. Jika kita ingin mendirikan suatu bangunan yang kokoh, maka kita tidak boleh asal-asalan mendirikannya. Kita harus mengundang arsiteknya perencananya, ada tes tanahnya, lalu kemudian didesain konstruksi dengan situasi tanahnya, bahan materialnya, waktu pengerjaannya, pengalaman, dan lain sebagainya, sehingga bangunan tersebut menjadi kokoh.
Maka hadapkanlah wajahmu. Dari seluruh panca indera kita, pada tubuh ini terdiri dari berbagai macam organ, yang semua unsur fisik tersebut diwakili oleh wajah. Wajah juga mencerminkan berbagai macam perasaan kita: sedih, senang, murung, susah, dan perasaan-perasaan lainnya akan tercermin di wajah ini.
Ketika kita bertemu dengan orang lain, maka wajah pulalah yang kita tampakkan. Senyum yang kita berikan juga bisa mengalirkan energi. Rasulullah mengatakan, bahwa di antara sedekah yang murah-meriah adalah senyum. Dengan senyum yang terpancar dari wajah kita, maka akan ada komunikasi batin dan ada energi yang masuk ke orang yang kita ajak berkomunikasi. Lalu orang yang kita ajak berkomunikasi itu juga tersenyum membalas senyuman kita. Jika sudah sama-sama tersenyum, maka urusan selanjutnya akan lancar.
Jika di dalam ayat tersebut menyatakan untuk menghadapkan wajah, maka berarti dalam beragama bukan hanya wajah, melainkan semuanya harus ikut beragama. Mata kita ikut beragama, yaitu dengan cara jangan melihat yang diharamkan oleh Allah. Telinga kita juga ikut beragama, yaitu dengan cara tidak mendengarkan hal-hal yang bisa membawa bencana. Tangan kita beragama, yaitu dengan mengerjakan hal-hal yang baik-baik. Kaki kita beragama, yaitu dengan pergi ke tempat yang baik. Hati kita bergama, yaitu hanya kita peruntukkan kepada yang lurus-lurus di jalan Allah. Jadi, semua yang ada pada diri kita ini hadapkanlah kepada agama secara totalitas.
Di kalangan para ahli, ada kajian-kajian tingkatan beragama. Tingkatan tersebut, yaitu:
Pertama, fiqh
Yang mengatur tata cara beragama adalah fiqh. Karena itulah, para ulama sepakat menjadikan ilmu fiqh fardhu ‘ain untuk dituntut. Ilmu fiqh merupakan ilmul hal, yaitu ilmu yang selalu berkaitan dengan kehidupan keseharian kita. Mulai dari kita lahir hingga meninggal dunia, maka fiqh lah yang bekerja. Dengan ilmu fiqh, maka ada standard untuk kita melaksanakan berbagai macam amal ibadah. Kalau kita mau bekerja dengan rapi, maka harus ada SOP (Standard Operasional Prosedur). Dalam hal ini, fiqh merupakan SOP kita dalam melakukan berbagai macam amal ibadah. Semuanya bermula dari fiqh, dan karena itu fiqh tidak boleh kita tinggalkan.
Kedua, sufistik (tasawwuf)
Untuk bisa beragama secara holistik (menyeluruh), maka kita naik ke tingkat selanjutnya, yaitu tingkat sufistik (tasawwuf), yang disebut sebagai mystical approach (pendekatan sufistik). Ketika kita salat, ternyata Allah hadir di dalam diri kita. Kadang-kadang pikiran kita ke mana-mana ketika menunaikan ibadah salat. Kalau ketika salat kita ingat di pasar, maka berarti tasawwufnya belum ada. Pada saat seseorang salat, jika fiqh dilengkapi dengan tasawwuf, maka sebenarnya ada dialog di dalam salatnya itu. Di dalam setiap ayat dan bacaan-bacaan yang kita lafazkan ketika salat, itu sebenarnya ada sahut-sahutan dengan malaikat, namun kita tidak mendengar sahutan dari malaikat tersebut. Karena itulah, janganlah terlalu cepat ketika kita melafazkan bacaan-bacaan salat tersebut. Lafaz-lafaz ketika salat harus kita baca secara tertib. Maka dengan dimensi sufistik ini, maka sifat-sifat Allah akan mengalir, energi-energi tersebut akan mengalir di dalam diri dan kehidupan kita.
Sudah banyak kajian-kajian tentang kecerdasan emosional, dan itu sudah masuk ke dalam manajemen bisnis. Ada buku yang ditulis oleh seorang ahli di bidang komunikasi tentang kecerdasan emosional yang sering dirujuk oleh para komunikator. Ia mengatakan, kalau seseorang mempunyai kecerdasan emosional, maka ucapannya itu akan memiliki resonansi, akan memiliki vibrasi (getaran). Dari resonansi itu, ketika dia menyalurkan sifat kasih sayang, maka sifat kasih sayangnya itu menempel kepada orang tersebut. Ketika dia menyalurkan sifat sabar, maka sifat sabarnya itu menempel kepadanya. Ketika dia menyalurkan sifat ikhlas, maka sifat ikhlasnya itupun menempel kepadanya. Terjadinya komunikasi seperti ini, antara lain dengan pendekatan spiritual emosional. Ilmu tasawwuf mengatur kita dalam hal ini, sehingga kita mempunyai spirit, mempunyai jiwa.
Menurut suatu penelitian, seorang pimpinan yang memiliki kecerdasan emosional, maka akan menyebabkan karyawannya bekerja secara produktif. Hal ini dikarenakan karyawannya merasa ada aliran energi yang baik yang diisikan kepada mereka, yang kemudian menjadikan mereka bisa bekerja dengan penuh semangat dan gairah. Yang masuk ke dalam diri mereka adalah virus-virus yang disebut oleh David McClelland sebagai Need of Achievement, yaitu semangat untuk membangun. Karena itulah, dalam hal ini pemimpin menjadi sangat penting. Ketika virus yang dimasukkannya adalah virus negatif (virus yang buruk): seperti rasa benci, iri, dengki, hasud, maka orang yang dimasuki oleh virus tersebut akan error dan hang.
Ilmu yang mengatur hal seperti ini adalah aspek tasawwuf. Imam Al-Ghazali (dalam kitabnya Ihya Ulumuddin) mencoba memadukan antara fiqh dan tasawwuf. Beliau mengatakan, agar kehidupan ini bermakna, maka fiqh didampingi dengan tasawwuf. Seperti misalnya ketika beliau sedang berwudhu’, maka menurutnya, berwudhu’ itu bukan hanya sekedar mencuci tangan luarnya supaya bersih, tetapi ketika mencuci tangan harus ada dialog dengan tangan: “Hai tangan, apa yang kau perbuat hari ini? Apakah perbuatannya baik atau buruk?”
“Hai kaki, apa yang telah kau perbuat?”
Dijawab oleh kaki, “Saya sudah berbuat baik, yaitu membantu seorang tua renta untuk menyeberangi jalan.”
Ketika mencuci kepala, maka kita tanyakan, “Hai kepala, apa yang telah kau pikirkan hari ini?”
Ketika mencuci mulut, maka kitapun bertanya, “Hai mulut, apa yang telah kau ucapkan hari ini?”
Ketika mencuci telinga, kitapun menanyakan, “Hai telinga, apa yang kau dengar hari ini?”
Dengan melakukan semua ini, maka kita akan mendapatkan dua macam kebersihan. Jika pada fiqh adalah kebersihan lahir, yang disebut sebagai thaharah. Sedangkan pada tasawwuf adalah kebersihan batin, yang disebut sebagai tazkiyah.
Ketiga, ideologi
Tingkatan ini adalah tingkat program, yaitu pendekatan ideologis. Ideologis adalah pemikiran-pemikiran yang sudah matang, pemikiran-pemikiran yang sudah dikaji secara mendalam, lalu kemudian menjadi program, dan program ini harus dilaksanakan. Dalam kaitan ini, maka ketika selesai salat kita mengucapkan “Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh” ke sebelah kanan dan kiri. Apakah artinya ini? Apakah hanya sekedar menolehkan kepala? Kalau hanya sekedar menolehkan kepala, robot juga bisa. Lantas, apakah sebenarnya makna dari salam ke kanan dan ke kiri tersebut? Maknanya adalah, bahwa ibadah salat yang sudah kita bangun, spirit yang sudah kita lakukan, itu semuanya harus menjadi program yang terwujud di dalam kehidupan, yaitu kita lihat keadaan di kiri kanan kita, keadaan di sekitar lingkungan kita.
Karena itulah, ibadah mahdhah (hablumminallah) itu harus diikuti dengan hablumminannas. Ketika kita menengok ke kanan dan ke kiri, maka kita melihat apakah masalah yang harus dihadapi di dalam masyarakat. Mungkin di sebelah rumah kita ada anak yatim yang perlu disantuni. Mungkin juga di sebelah kita ada orang yang sakit parah yang memerlukan pertolongan, ada orang yang sedang mengalami kesulitan, dan sebagainya, yang ini harus kita lihat dan kita bantu. Dalam konteks inilah masuk ke dalam program yang sifatnya aksi (gerakan). Ini merupakan bagian yang ketiga dari ajaran agama. Setelah kita mengamalkan aspek fiqhnya, aspek tasawwufnya, kemudian masuk kepada aspek sosial. Berkaitan dengan hal ini, para ahli sering melihat, bahwa terkadang masih ada kesenjangan antara aspek fiqh (ritual), aspek spiritual, dan aspek sosialnya. Padahal kalau kita teliti, ternyata seluruh ibadah di dalam Islam mempunyai dampak sosial.
Imam Ayatullah Khomaini pernah membandingkan, ternyata ayat yang berkaitan dengan ibadah sosial lebih banyak dibandingkan ayat yang berkaitan dengan ibadah mahdhah (ibadah individual).
Jika saudara-saudara kita sekarang sebagian sudah berada di Makkah Al-Mukarramah (sedang menunaikan ibadah haji), yang tidak lama lagi akan melaksanakan puncak ibadah haji, cobalah renungkan makna ibadah haji ini. Ternyata makna dari ibadah haji ini penuh dengan nilai-nilai sosial, semangat perjuangan.
Thawaf apakah hanya sekedar berputar-putar mengelilingi Ka’bah?
Ternyata makna dari thawaf adalah, bahwa hidup ini harus dengan perjuangan. Dan setiap perjuangan harus dimulai dengan menyerap nilai Allah. Karena itulah, thawaf dimulai dari ruknul yamani. Kita mulai dengan mengucapkan: “Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar,” lalu kitapun mengelilingi Ka’bah. Jadi, perjuangan itu dimulai dari niat semata-mata karena Allah. Terus mengelilingi, kemudian ketika sampai lagi di ruknul yamani, kita mengucapkan lagi “Allahu akbar“.
Kemudian kita melakukan sa’i.
Sa’i juga memiliki makna perjuangan, yaitu jalan-jalan kecil, lari-lari kecil. Di dalam sejarahnya, sa’i adalah memperjuangan keselamatan manusia, yaitu Ismail (puteranya Nabi Ibrahim, yang kemudian setelah dewasa juga diutus menjadi nabi). Ismail yang ketika itu masih bayi dan ibunya (Siti Hajar) ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim di tengah padang pasir yang tandus.
Pada waktu itu Nabi Ibrahim berdoa (seperti termaktub di dalam Alquran):
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali“. (Q.S. Al-Baqarah: 126)
Itulah yang ditinggalkan dan dipesankan oleh Nabi Ibrahim ketika meninggalkan Siti Hajar dengan putranya yang masih kecil (Ismail).
Jadi dalam sejarahnya, sa’i merupakan perjuangan menyelamatkan bayi, menyelamatkan manusia. Di dalam perjuangan itu, dimulai dari Bukit Shafa. “shafa” artinya bersih, niat semata-mata karena Allah. “marwa” artinya berkembang. Ada perjuangan, kemudian kemanusiaan.
Begitu juga ketika wukuf di Padang Arafah. “arafah” artinya mengenal, yaitu mengenal secara mendalam. Mengenal, melihat, mengetahui, bukan dengan panca indera, melainkan dengan hati nurani. Maka orang yang wukuf di Padang Arafah, ia akan semakin arif dan bijaksana. Dia mengetahui, bahwa betapa dirinya di hadapan Allah sangat faqir.
Maka digambarkan pada waktu itu manusia tidak boleh membawa apa-apa: pangkat, harta, kedudukan, semuanya ditinggalkan, kemudian hanya mengenakan pakaian putih. Mengapa demikian? Mengapa orang yang berhaji itu harus meninggalkan semua pakaian kebesarannya? Hal ini agar jangan sampai mengganggu hubungan manusia dengan Allah. Hubungan manusia dengan Allah kadang-kadang terganggu oleh berbagai macam faktor: kadang-kadang terganggu oleh pakaian. Jika kita memakai jas, berdasi, dan mentereng, rasanya lain dibandingkan orang yang hanya mengenakan pakaian yang biasa saja, seakan-akan orang yang berpakaian biasa saja itu tidak bonafit. Kalau kita mengenakan pakaian yang indah-indah, maka rasanya kita ini yang paling tampan sedunia. Begitu juga kalau mengenakan pakaian jenderal (militer), seakan-akan kita ini begitu gagah dan sangat berkuasa.
Jadi, pakaian yang kita kenakan itu memberikan dampak psikologis, memberikan pengaruh kejiwaan kepada orang yang memakainya. Maka dalam pelaksanaan ibadah haji, lepaskan semua pakaian itu, supaya hubungan dengan Allah tidak terganggu. Dengan begitu, maka dia menjadi orang yang arif.
Allah berfirman:
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (Q.S. Al-Baqarah: 197)
Seperti yang termaktub pada ayat di atas, bahwa selain dilarang berbuat “rafats” (berkata yang menimbulkan hal-hal yang bisa membangunkan syahwat), juga dilarang untuk fusuq (melakukan pelanggaran), dan jidaala (bertengkar/berbantah-bantahan). Fusuq berarti orang yang tahu hukum tetapi melanggar. Jangan bertengkar berarti masuk ke masalah sosial, supaya bisa membangun komunikasi yang baik.
Dari cuplikan ayat di atas, betapa kita lihat, bahwa ajaran Islam itu terkait dengan masalah sosial. Pada ayat-ayat yang lain (berkaitan dengan ibadah haji) juga ditegaskan, bahwa dilarang membunuh binatang dan memotong tanaman (lihat Al-Maidah ayat 1, 2, 95). Bahkan di akhirat nanti, seperti yang termaktub pada sebuah hadis qudsi disebutkan:
Suatu ketika, Rasulullah bertanya kepada para sahabat, “Wahai para sahabat, tahukah kamu, siapakah di akhirat nanti yang menjadi orang yang bangkrut?”
Dijawab oleh para sahabat, “Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak mempunyai dinar (uang emas) dan dirham (uang perak).”
Kata Rasulullah, “Bukanlah itu, melainkan orang yang bangkrut itu adalah orang yang datang menghadap Allah dengan membawa pahala salat, pahala zakat, pahala puasa, pahala haji, dan pahala lainnya. Tapi datang malaikat melaporkan: Ya Allah, orang ini memang betul pahala ibadahnya banyak, tetapi orang ini pernah mencaci maki, orang ini pernah menyakiti hati orang lain di depan umum, orang ini pernah menuduh tanpa bukti, orang ini pernah memukul orang lain, orang ini pernah mencuri, orang ini pernah menumpahkan darah. Akhirnya orang tersebut tidak jadi masuk ke surga, ia ditahan.”
Seperti apakah ditahannya? Pahala kebaikan dari salat, zakat, puasa, haji, dan pahala-pahala lainnya dibagi-bagikan kepada orang yang pernah disakitinya, sampai habis pahala yang dimilikinya. Setelah habis pahala kebaikan ibadahnya itu, tinggallah keburukan orang-orang yang dizaliminya yang kemudian ditimpakan kepadanya. Maka kemudian dia dilemparkan ke dalam api neraka.
Ibadah yang kita lakukan itu harus berdimensi sosial. Kalau dikaitkan lebih jauh lagi, ternyata masalah sosial itu menjadi prioritas. Misalkan jika kita puasa, yang puasa tersebut kita laksanakan sambil melakukan perjalanan. Perjalanan itu bisa meletihkan. Alquran menyatakan, bahwa kita yang berada di dalam perjalanan diperbolehkan untuk berbuka. Atau juga ketika kita dalam keadaan sakit, yang menurut penelitian para dokter, bahwa jika puasanya diteruskan, maka sakitnya akan bertambah parah. Karena itulah, menurut yang termaktub di Alquran, kita diperbolehkan berbuka jika dalam keadaan sakit. Ini artinya, bahwa ibadah di dalam Islam pun memperhatikan keselamatan manusia.
Dimensi sosial inilah yang kita inginkan, yang bermula dari aspek fiqh, aspek tasawwuf, yang kemudian meningkat kepada aspek sosial. Dari sini kemudian naik tingkat lagi ke tingkat ke empat, yaitu pendekatan logikal, kita perkuat argumentasi kita. Kita perkaya keagamaan kita dengan berbagai bahan bacaan, sehingga keberagamaan kita itu menjadi kokoh.
Menurut beberapa buku, akhir-akhir ini menunjukkan keadaan, yaitu orang-orang semakin percaya bahwa ajaran Islam memang ajaran yang terkemuka, ajaran Islam yang bisa memecahkan problem.
Sekarang ini sedang terjadi krisis ekonomi global. Sudah banyak yang stress, ada juga yang bunuh diri, juga ada yang menjadi orang gila. Pengaruhnya ternyata sudah sampai ke Indonesia, antara lain harga hasil pertanian dan perkebunan anjlok, sehingga para petaninya banyak yang stress. Menurut informasi dari media massa, bahwa akan terjadi PHK lebih dari 12 ribu orang.
Dalam keadaan seperti ini, maka agama yang harus menjadi pegangan, karena agama memberikan pedoman bagi manusia dalam seluruh keadaan. Antara lain kini semakin diyakini, bahwa Sistem Ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang paling kuat. Menurut Islam, mata uang itu adalah emas dan perak. Karena mata uang yang paling kuat adalah mata uang emas, yang ternyata hampir tak terkena goncangan.
Menurut ajaran Islam, juga dilarang untuk melakukan monopoli. Islam sudah menawarkan satu prinsip ekonomi yang balance (seimbang). Di dalam Islam dipersilakan untuk kaya. Tetapi bersamaan dengan kekayaan, dia bersedekah, dia berinfak, dia berzakat, dan dia berwakaf. Maka ketika dia makmur, yang lain pun juga ikut makmur. Namun, orang yang diberi zakat dan infak pun jangan ketergantungan terus-menerus. Sebaiknya, ketika diberi zakat, maka harus ada perubahan ke depannya. Jika tahun ini dia diberi zakat, maka tahun yang akan datang dialah yang memberi zakat.
Di dalam krisis ini, mental spiritual Islam sudah memberikan petunjuk, dan itu cukup banyak. Antara lain, misalnya ketika orang menghadapi keadaan pailit (bangkrut), keadaan kekurangan, maka Islam memberikan tuntunan untuk bersabar. Di dalam psikologi modern, sabar diartikan sebagai regresi, yaitu menurunkan kadar ambisi kita. Rasulullah pernah mengatakan (dan juga di dalam ajaran agama lain), bahwa sebab manusia stress itu karena terlalu tinggi obsesinya. Dengan bersikap sabar, maka jika dia menginginkan 100, maka kemudian kadarnya diturunkan menjadi 60. Selain sabar, yaitu sabar untuk menerima kenyataan dari standar 100 diturunkan menjadi 60, juga pada saat yang bersamaan dia juga bersyukur kepada Allah.
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih“. (Q.S. Ibraahim: 7)
Dengan bersyukur, sekecil apapun yang didapatkan, maka di hadapan orang yang bersyukur menjadi bermakna. Tetapi bagi orang yang tidak pernah bersyukur, maka berapapun menjadi tidak ada artinya. Misalkan dia mendapatkan untung sejuta, lalu dia berkata, “Ya…, hanya sejuta. Kemarin untungnya 3 juta.” Besoknya lagi dia mendapat 700 ribu, lalu dia berkata, “Ya…, cuma 700 ribu. Kemarin untungnya sejuta.” Sehingga tak pernah ada habisnya ia mengeluh.
Bagi orang yang bersyukur, ketika ia berada dalam keadaan yang sulit, maka ia akan bertawakkal kepada Allah.
Agama sudah memberikan petunjuk-petunjuk yang lengkap untuk menghadapi semua ini. Maka pada Q.S. Ar-Ruum ayat 30 dikatakan: fa aqim wajhaka. Ternyata kalimat ini luas sekali artinya, baik itu dimensi fiqh, tasawwuf, sosial, ideologi, dan dimensi kognitifnya.
Fa aqim wajhaka liddiini. Menurut para ahli ilmu nahwu, kata “ad-diin” di sini bentuknya ma’rifat. Di dalam Ilmu Nahwu, ada nakirah dan ada ma’rifat. Jika nakirah adalah umum, misalkan kata “diinun“, maka ma’rifat adalah khusus, misalkan kata “ad-diin“. Dalam hal ini, agama yang dimaksud adalah agama yang diturunkan oleh Allah, bukan agama yang dihasilkan dari seminar, bukan pula agama hasil penelitian, tetapi agama yang “that is the revelation from God in The Holy Quran“, yaitu agama yang diwahyukan oleh Tuhan di dalam kitab suci Alquran.
Mengenai orisinalitas Alquran, maka hal ini sudah terbukti. Hal ini sudah bisa dibuktikan, misalkan melalui pendekatan sejarah. Bahwa Alquran ditulis pada zaman Rasulullah masih hidup, dan beliau yang langsung mengedit Alquran tersebut, yang ini menurut istilah pada Ilmu Ulumul Qur’an disebut tauqif (penetapan Rasulullah). Jadi, ketika turun ayat Alquran, maka Rasulullah langsung memerintahkan para sahabat ketika itu untuk menyusun urutan surah dan ayat Alquran seperti yang bisa kita baca hingga saat ini (kini mungkin seperti menyusun dan menyimpan berkas-berkas di dalam file-file).
Di samping itu, penyusunan Alquran ini juga dibantu oleh para penghafal Alquran ketika itu. Jadi, kalau ada lembaran-lembaran Alquran itu yang hilang, maka masih ada back-upnya (sesuai dengan yang dihafal oleh para penghafal). Dan memang pada masa itu, tradisi di Arab adalah tradisi menghafal, sedangkan tradisi baca-tulis mungkin tidak ada, dan kalaupun ada, maka tidak sepenting tradisi menghafal. Oleh karena itulah, tradisi menghafal tersebut hingga saat ini masih ada di Arab. Menghafal Alquran bahkan menjadi persyaratan untuk masuk ke perguruan tinggi. Setelah seseorang masuk ke perguruan tinggi, barulah orang tersebut bertahassus dia mau menjadi apa. Misalkan mau menjadi dokter, silakan, tetapi dokter yang hapal Alquran. Mau menjadi ahli pertanian, silakan, tetapi ahli pertanian yang hapal Alquran. Mau menjadi insinyur, silakan, tetapi insinyur yang hapal Alquran. Mau menjadi tentara, silakan, tetapi tentara yang hapal Alquran. Sehingga agama itu betul-betul menjiwai seluruh aspek kehidupan.
Ada masa yang disebut sebagai Golden Age (Masa Emas). Masa ini pada setiap anak yaitu dari berumur 4 hingga 12 tahun (masa anak ketika TK hingga lulus SD). Inilah masa keemasan, di mana memori anak dengan mudah bisa menghapal. Menurut Ilmu Neurologi (ilmu tentang syaraf), bahwa pada otak manusia itu ada 200 milyar sel otaknya. Pertumbuhannya mulai dari dalam rahim (ketika terjadi ‘alaq). Pembentukan sel tersebut dalam setiap detik sekitar 25 ribu sel yang berkembang, hingga terus berkembang sekitar 200 milyar sel otak manusia tersebut. Sel-sel ini ada Golden Age-nya, di mana ada masa memorizing.
Suatu saat saya berkunjung ke Iran (tepatnya di Kota Teheran). Di sana saya menemukan 200 anak di bawah umur 10 tahun yang sudah hapal Alquran. Anak-anak ini juga pernah dites di London. Kecepatan mereka untuk mencari ayat Alquran dibandingkan dengan kecepatan komputer, ternyata anak-anak ini lebih cepat dibandingkan komputer.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Ternyata sistem komputer belum bisa menyaingi otak manusia. Diprediksi, bahwa baru pada tahun 2030 akan ada komputer yang servernya itu bisa menyimpan seperti halnya sel otak manusia. Tapi, sepertinya saya tak terlalu yakin akan prediksi ini. Otak manusia yang diciptakan oleh Allah memorizingnya begitu kuat.
Di sinilah kemudian kepada agama, di mana Alquran berpedoman kepada Ad-Diin, kemudian diperkuat oleh Hadis Rasulullah, kemudian diperkuat lagi oleh keterangan para ulama, seperti yang termaktub pada Alquran:
Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. An-Nisaa: 59)
Menurut Imam Al-Maraghi dalam Kitabnya Tafsir Al-Maraghi, bahwa Ulil Amri itu ada dua macam: Al-Amru fiddiin (yaitu ulama) dan Al-Amru fiddaulah atau Al-Amru fiddunya (yaitu umara’). Jadi menurut Imam Al-Maraghi, bahwa ulama dan umara’ itu sama-sama ulil amri. Maka berdasarkan ayat ini, bahwa kawin di bawah tangan itu sebenarnya tidak sah, karena tidak mentaati ulil amri. Apalagi dalam hal ini kaidahnya adalah maslahatul mursalah (kemaslahatan umat).
Liddiini haniifa (beragama itu dengan tulus). Metode beragama memang berbeda dengan metode yang lainnya. Misalkan di dalam metode ilmu pengetahuan, bahwa sebelum kita menerima dan mempercayai sesuatu, maka kita skeptis dahulu terhadap hal tersebut. Kita harus ragu dan memverifikasi dahulu hal tersebut. Setelah teruji benar, barulah kita menerima dan mempercayai hal tersebut. Tetapi agama tidak boleh begitu. Agama diterima dahulu, karena agama adalah dari Allah yang sudah pasti benar. Kita meyakini bahwa agama adalah dari Allah dan sudah pasti benar.
Dengan agama, hidup jadi mempunyai tujuan jangka panjang. Dengan agama, hidup kita menjadi semakin tenang, karena dimiliki oleh Allah. Mudah-mudahan keberagamaan kita semakin mantap, semakin mempunyai nilai resonansi, semakin memiliki vibrasi, getaran di dalam kehidupan, sehingga akan membawa manfaat di dunia dan akhirat. [Aan]
1 tanggapan 5 Desember 2008

Senin, 06 Desember 2010

KHUTBAH PUASA

islamicoccasions.com islamicoccasions.com

HOLY RAMADAN SUCI RAMADAN
Ramadan Invitation Undangan Ramadhan
Start your Ramadhan Start Ramadhan
Welcoming Ramadan Menyambut Ramadhan
New Moon sighting Dua New Moon Dua penampakan
Dua-e-Saher & Forgive Dua-e-Saher & Maafkan
Iftar (Breaking of Fast) Iftar (Breaking Fast)
Laylatul Qadr Laylatul Qadr
The Night of Majesty Malam Mulia
Itikaf Ramadan Worship Itikaf Ramadhan Ibadah
Zakat al-Fitr (Charity) Zakat al-Fitr (Amal)
Zakat al-Fitrah FAQ Zakat al-Fitrah FAQ
RAMADAN ARTICLES RAMADAN ARTIKEL
Ramadan preparation Persiapan Ramadhan
Ramazan Forty Hadith Ramazan Empat puluh Hadis
Fasting in Islam Puasa dalam Islam
Ramadhan Fasting Puasa ramadhan
Fasting and purification Puasa dan pemurnian
Fasting Dimensions Puasa Dimensi
Fasting in Animals Puasa di Hewan
Fasting & Good Health Puasa & Kesehatan Baik
Fasting Health Guide Panduan Puasa Kesehatan
Bad Breath & Fasting Bad Nafas & Puasa
Month of Holy Quran Bulan Al Quran
Position of Holy Quran Posisi Al Quran
Holy Quran Ramadhan Quran Suci Ramadhan
Ramadan Children Ramadhan Anak-anak
Ramadan Training Pelatihan Ramadhan
Child's First Fast Anak Pertama Fast
Taraweeh Prayers Shalat Taraweh
Ramadan Reality Realitas Ramadhan
Ramadan Quiz Kuis Ramadhan
Eid in Muslim Society Idul Fitri dalam Masyarakat Muslim
Farewell to Ramadan Perpisahan dengan Ramadhan
RAMADAN EVENTS RAMADAN ACARA
Wafaat Hazrat Khadijeh Wafaat Hazrat Khadijeh
Wiladat Imam Hassan Wiladat Imam Hassan
Battle of Islam at Badr Pertempuran Islam di Badr
Shab-e-Zarbat Imam Ali Shab-e-Imam Ali Zarbat
Shahadat Imam Ali (AS) Shahadat Imam Ali (AS)
Lailatul Qadr (Shab) Lailatul Qadar (shab)
Jumat ul Wida (Al-Quds) Jumat ul Wida (Al-Quds)
Eid-ul-Fitr/Eid Prayers Eid-ul-Fitr/Eid Shalat
MUSLIM FEATURES MUSLIM FITUR
Muslim Downloads Muslim Downloads
Names of Allah (SWT) Nama Allah (SWT)
Muslim Resources Sumber Daya Muslim
Ramadhan CD CD ramadhan
ISLAMIC COMMUNITY MASYARAKAT ISLAM
Islamic Mailing List Islam Mailing List
Islamic Guestbook Islam Buku Tamu
Islamic Discussion Diskusi Islam
Ramadan eBooks Ramadan eBook
Online Muslim Matrimonial
Hajj-e-Baytullah
We are not responsible for the contents of external websites "Ads by Google" Kami tidak bertanggung jawab atas isi dari situs web eksternal "Iklan oleh Google"
Holy Prophet Muhammad (saw) Sermon on welcoming the month of Ramadhan Nabi Muhammad (saw) Khotbah di menyambut bulan Ramadhan
Bismillah
Nabi Muhammad (saw) O People! O Orang! The month of Allah (Ramadhan) has approached you with His mercy and blessings. Bulan Allah (Ramadhan) telah mendekati Anda dengan rahmat-Nya dan berkah. This is the month that is the best of all months in the estimation of Allah. Ini adalah bulan yang terbaik dari semua bulan di estimasi Allah. Its days are the best among the days; its nights are the best among the nights. hari nya adalah yang terbaik di antara hari; malam perusahaan yang terbaik di antara malam. Its hours are the best among the hours. jam nya adalah yang terbaik di antara jam-jam.
This is a month in which he has invited you. Ini adalah bulan di mana dia telah mengundang Anda. You have been, in this month, selected as the recipients of the honors of Allah, the Merciful. Anda telah, di bulan ini, terpilih sebagai penerima penghargaan Allah, lagi Maha Penyayang. In this holy month, when you breathe, it has the Sawab/thawab (heavenly reward) of 'Tasbeeh' (the praise of Allah on rosary beads), and your sleep has the thawab of worship. Dalam bulan suci ini, ketika Anda bernapas, ia memiliki SAWAB / thawab (surgawi pahala) dari 'Tasbeeh' (pujian Allah pada rosario), dan tidur Anda memiliki thawab ibadah.
Your good deeds are accepted in this month. perbuatan baik Anda diterima di bulan ini. So are your invocations. Begitu juga doa Anda. Therefore, you must invoke your Lord, in right earnest, with hearts that are free from sins and evils, that Allah may bless you, observe fast, in this month, and recite the Holy Quran. Karena itu, Anda harus memanggil Tuhanmu, dengan sungguh-sungguh benar, dengan hati yang bebas dari dosa dan kejahatan, bahwa Allah memberkati Anda, amati cepat, di bulan ini, dan membaca Alquran.
Verily! Sesungguhnya! The person who may not receive the mercy and benevolence of Allah in this month must be very unfortunate having an end as bad (in the Hereafter). Orang yang tidak dapat menerima rahmat dan kebajikan dari Allah di dalam bulan ini harus sangat disayangkan memiliki putus buruk (di akhirat). While fasting, remember the hunger and thirst of tomorrow in Qiyamat. Walaupun puasa, mengingat kelaparan dan kehausan besok di Qiyamat. Give alms to the poor and the needy. Berikan sedekah kepada orang miskin dan yang membutuhkan. Pay respects to your elders. Memberikan penghormatan untuk orang tua Anda.
Have pity on those younger than you and be kind towards your relatives and kinsmen. Kasihanilah mereka yang lebih muda dari Anda dan menjadi baik terhadap kerabat dan saudara. Guard your tongues against unworthy words, and your eyes from such scenes that are not worth seeing (forbidden) and your ears from such sounds that should not be heard by you. Anda Guard lidah terhadap kata-kata tidak layak, dan mata Anda dari adegan tersebut yang tidak pantas dilihat (dilarang) dan telinga Anda dari suara sehingga tidak harus didengar oleh Anda.
Be kind to orphans so that when your children become orphans they also may be treated with kindness. Jadilah baik kepada anak yatim sehingga ketika anak-anak Anda menjadi yatim mereka juga dapat diobati dengan kebaikan. Do invoke that Allah may forgive your sins. Apakah memanggil bahwa Allah dapat mengampuni dosa-dosamu. Do raise your hands at the time of Salat (Prayers), as it is the best time for asking His mercy. Apakah mengangkat tangan Anda pada saat shalat (Shalat), karena waktu terbaik untuk meminta rahmat-Nya. When we invoke at such times, we are answered by Him, when we call Him, He responds, and when we ask for anything, it is accepted by Him. Ketika kita memanggil di saat seperti itu, kita dijawab oleh-Nya, ketika kita memanggil Dia, Dia merespon, dan ketika kita meminta sesuatu, itu diterima oleh-Nya.
O People! O Orang! You have made your conscience the slave of your desires; make it free by invoking Him for Istighfar (repentance/forgiveness). Anda telah membuat hati nurani Anda budak dari keinginan Anda, buat ini gratis dengan menerapkan Nya untuk Istighfar (pertobatan / pengampunan). Your back is breaking under the heavy load of your sins, so prostrate before Him for long intervals and make it lighter. Anda kembali adalah melanggar di bawah beban berat dari dosa-dosamu, maka sujud di hadapan-Nya untuk interval waktu yang panjang dan membuatnya lebih ringan.
Do understand fully well that Allah has promised in the name of His Majesty and Honor that He will not take to task such people who fast and offer Salat in this month and perform 'sajda' (prostration), and will guard their bodies against the Fire of Hell on the Day of Judgment. Apakah juga memahami sepenuhnya bahwa Allah telah dijanjikan dalam nama-Nya Yang Mulia dan Kehormatan bahwa Dia tidak akan membawa ke tugas orang-orang seperti yang cepat dan Salat tawarkan di bulan ini dan melakukan 'sajda' (sujud), dan akan menjaga tubuh mereka terhadap Api neraka pada hari kiamat.
O People! O Orang! If anybody amongst you arranges for the Iftar (food for the ending of the fast) of any believer, then Allah will give him a reward as if he has set free a slave. Kalau ada di antara Anda mengatur untuk berbuka (makanan untuk mengakhiri puasa) dari setiap orang percaya, maka Allah akan memberinya pahala yang seolah-olah ia telah menetapkan seorang budak bebas. He will forgive his minor sins. Ia akan mengampuni dosa-dosa kecil itu.
Then the companions of Holy Prophet Muhammad (saw) said: "But everybody amongst us does not have the means to do so?" Kemudian para sahabat Nabi Muhammad (saw) berkata: "Tetapi semua orang di antara kita tidak memiliki sarana untuk melakukannya?"
Holy Prophet Muhammad (saw) told them: - Keep yourself away from the Fire of Hell, by inviting for 'Iftar', though it may consist of only half a date or simply with water if you have nothing else. Nabi Muhammad (saw) mengatakan kepada mereka: - Jauhkan dirimu dari neraka, dengan mengundang untuk 'berbuka', meskipun mungkin terdiri dari hanya setengah kencan atau hanya dengan air jika Anda memiliki apa-apa lagi. O People! O Orang! Anybody who may cultivate good manners in this month will walk over the 'Siraat' (Bridge) in 'Qiyamat', though his feet may be shaking. Siapa saja yang mungkin memupuk tata krama yang baik di bulan ini akan berjalan selama 'Siraat' (Jembatan) di 'Qiyamat', meskipun mungkin kakinya gemetar.
Anybody who in this month may take light work from his servants (male or female), Allah will make easy his accounting on the Day of Judgment. Siapa saja yang pada bulan ini dapat mengambil pekerjaan ringan dari hamba-Nya (laki-laki atau perempuan), Allah akan membuat akuntansi mudah di Hari Pembalasan.
Anybody who does not tease others in this month, Allah will keep him safe from His wrath in Qiyamat. Siapa saja yang tidak menggoda orang lain dalam bulan ini, Allah akan membuatnya aman dari murka-Nya di Qiyamat. Anybody, who respects and treats an orphan with kindness in this month, Allah shall look at him with dignity in Qiyamat. Siapa saja, yang menghormati dan memperlakukan anak yatim dengan kebaikan di bulan ini, Allah akan melihat dia dengan martabat di Qiyamat. Anybody who treats well his kinsmen, in this month, Allah will bestow His mercy on him in Qiyamat, while anybody who maltreats his kinsmen in this month, Allah will keep him away from His mercy, in Qiyamat. Siapa saja yang memperlakukan dengan baik sanak saudaranya, di bulan ini, Allah akan melimpahkan rahmat-Nya kepadanya di Qiyamat, sedangkan siapa saja yang maltreats sanak saudaranya di bulan ini, Allah akan menjauhkannya dari rahmat-Nya, di Qiyamat.
Salat dan salam Whoever offers 'Sunnat' (Recommended) prayers in this month, Allah will give him a certificate of freedom from Hell. Siapapun yang menawarkan 'Sunnah' (Recommended) doa-doa di bulan ini, Allah akan memberinya sertifikat kebebasan dari neraka. Whosoever offers one 'Wajib' Salat in this month, for him the Angels will write the rewards of 70 such prayers, which were offered by him in any other months. Barang siapa yang menawarkan 'Wajib' Salat satu di bulan ini, baginya Angels akan menuliskan manfaat 70 doa tersebut, yang ditawarkan oleh-Nya dalam bulan lainnya.
Whosoever recites repeatedly 'Salat and salam (Salawat)' on me, Allah will keep the scales of his deeds heavy, when in Qiyamat the scales of others will be tending towards lightness. Barang siapa mengucapkan 'shalat dan salam (Salawat)' berulang kali pada saya, Allah akan menjaga dari perbuatan yang berat timbangan, ketika di Qiyamat skala orang lain akan cenderung ke arah ringan.
Whosoever recites in this month only one 'Ayat' (verse of the Holy Quran ), he will be rewarded in a manner as if he had recited the full Holy Quran in the other months. Barangsiapa melafalkan dalam bulan ini hanya satu 'ayat' (ayat Al-Qur'an ), dia akan dihargai dengan cara yang seolah-olah ia telah membaca Quran penuh Kudus dalam bulan-bulan lainnya.
O People! O Orang! The Gates of Paradise remain opened in this month. The Gates of Paradise tetap dibuka pada bulan ini. Do invoke that the gates may not be closed on you, while the Gates of Hell are closed. Apakah memanggil bahwa gerbang tidak dapat ditutup pada Anda, sedangkan Gates neraka ditutup. Do invoke that these gates may never be opened. Apakah memanggil bahwa gerbang tidak dapat dibuka. During this month Shaitan (Satan) is imprisoned so ask your Lord not to let him have power over you. Selama bulan ini setan (Setan) adalah dipenjarakan sehingga meminta Anda Tuhan tidak membiarkan dia memiliki kekuasaan atas dirimu.
IMPORTANCE OF DUROOD SHAREEF (Salawat): What an Angel can't do? PENTINGNYA Shareef DUROOD (Salawat): Apa Angel tidak dapat lakukan?
Shaikh Abul Futuh Razi narrates from the Holy Prophet Muhammad (saw) that: He the Holy Prophet Muhammad (saw) said, "On the night of Isra and Miraj (Shab-E-Meraj) when I ascended to the heavens, I saw an Angel who had a thousand hands. On each of his hands there were a thousand fingers, and he was counting something on them. Syaikh Abul Futuh Razi menceritakan dari Nabi Muhammad (saw) bahwa: Dia Nabi Muhammad (saw) berkata, "Pada malam Isra dan Miraj (shab-E-Mark) ketika saya naik ke langit, aku melihat malaikat yang memiliki seribu tangan. Pada masing-masing tangannya terdapat seribu jari, dan ia sedang menghitung sesuatu pada mereka.
I asked Jibreel (pbuh) as to who that Angel was, and what was he counting? Aku bertanya Jibril (as) sebagai siapa bahwa Angel itu, dan apa yang dia menghitung? Jibreel (pbuh) replied that the Angel had been appointed by Allah to count the drops of rain, so that it may be known as to how many drops have fallen down to the earth. Jibril (saw) menjawab bahwa Malaikat telah ditunjuk oleh Allah untuk menghitung tetes hujan, sehingga dapat dikenal sebagai bagaimana banyak tetes jatuh ke bumi.
I turned towards the Angel and asked him, "Do you know the total amount of the raindrops which have fallen down on the earth from the day Allah created this world till now"? Aku berbalik ke arah Angel dan bertanya kepadanya, "Apakah Anda mengetahui jumlah total hujan yang jatuh di atas bumi dari hari Allah menciptakan dunia ini sampai sekarang"?
To which he replied, "O Prophet of Allah! I swear by my Lord who has chosen you (as a blessing) for mankind, verily I know the total amount of raindrops fallen on the earth till now. Even to the extent that how many drops have fallen in the wilds, in the prosperous lands, in the gardens, and also in the cemetery." Untuk yang dia menjawab, "Wahai Nabi Allah! Aku bersumpah demi Tuhanku yang telah memilih kamu (sebagai berkat) bagi umat manusia, sesungguhnya aku tahu jumlah hujan jatuh di bumi sampai sekarang. Bahkan apabila bahwa banyak cara tetes telah jatuh di belantara, di tanah makmur, di taman, dan juga di kuburan. "
Then I told him that I was very much surprised by the power of his mind and intellect and the ability to remember, to which he replied, "O Prophet of Allah! Verily this ability to count proves futile when I try to count only one thing." Kemudian saya mengatakan kepadanya bahwa saya sangat terkejut dengan kekuatan pikiran dan kecerdasan dan kemampuan untuk mengingat, yang ia menjawab, "Wahai Nabi Allah! Sesungguhnya ini membuktikan kemampuan untuk menghitung sia-sia ketika saya mencoba menghitung hanya satu hal . " I asked him as to what calculation was that. Saya bertanya seperti apa perhitungan adalah bahwa. He replied, "When people of your Ummah gather at one place and send Salawat (Salat and salam) upon you, it is beyond my ability and capacity to count the rewards for it." Dia menjawab, "Ketika orang-orang dari Anda umat berkumpul di satu tempat dan mengirim Salawat (shalat dan salam) atas kamu, maka diluar kemampuan saya dan kapasitas untuk menghitung imbalan untuk itu."
Holy Prophet Muhammad's (saw) Teachings about the Month of Ramadhan Nabi Muhammad (saw) Ajaran tentang Bulan Ramadhan
Nabi Muhammad (saw) Imam al-Baqir (AS) said that Holy Prophet Muhammad (saw) used to face the people and say: "O ye people, when the crescent of the month of Ramadhan shines, all devils will be chained, the doors of heaven will open, while the doors of hell will be closed; prayers will be answered... Then with the advent of the month of Shawwal , the believers will be told to count their rewards... These rewards, I swear by God, could not be compared with material rewards of money". Imam al-Baqir (AS) mengatakan bahwa Nabi Muhammad (saw) digunakan untuk menghadapi orang-orang dan berkata: "Hai orang-orang, ketika bulan sabit dari bulan bersinar Ramadhan, semua setan akan dirantai, pintu-pintu surga akan terbuka , sementara pintu-pintu neraka akan ditutup, doa-doa akan dijawab ... Kemudian dengan datangnya bulan Syawal , orang percaya akan diberitahu untuk menghitung pahala mereka ... Imbalan ini, aku bersumpah demi Allah, tidak dapat dibandingkan dengan imbalan materi uang ".
Yes, all these blessings are awarded by the blessing of the Holy Quran in the month of Ramadhan. Ya, semua berkat-berkat ini diberikan oleh berkat dari Al-Quran di bulan Ramadhan. But it is man who unties the devils by committing sins. Tetapi orang yang unties setan dengan melakukan dosa-dosa. It is he who opens the gates of Hell which Allah has closed. Hal ini dia yang membuka pintu-pintu neraka yang Allah telah tertutup.
The Prince of the Faithful Imam Ali (AS) said: "I asked Holy Prophet Muhammad (saw) what are the best deeds in the month of Ramadhan, and he (saw) answered: "The best deeds are to deter oneself from doing what Allah made unlawful" and he (saw) cried: I asked him what he was crying for and he explained: "I am crying about what is going to happen to you in this month. Pangeran dari Setia Imam Ali (AS) berkata: "Aku bertanya Nabi Muhammad (saw) apa perbuatan yang terbaik di bulan Ramadhan, dan dia (saw) menjawab:" Yang perbuatan terbaik untuk mencegah diri dari melakukan apa Allah membuat hukum "dan dia (saw) berseru: Aku bertanya apa yang dia menangis untuk dan ia menjelaskan:" Aku menangis tentang apa yang akan terjadi kepada Anda dalam bulan ini. I can almost visualize you praying to your God, when the most evil man in the history of mankind will stake you with his sword... Aku hampir dapat memvisualisasikan Anda berdoa ke Allah, ketika orang yang paling jahat dalam sejarah umat manusia saham akan Anda dengan pedang ... The Prince of the Faithful then asked: "Would this ensure the safety and the wellbeing of my religion" To this Holy Prophet Muhammad (saw) answered: "Yes it would, but who ever kills you will be killing me, and who hates you hates me, and who offends you is offending me. You are to me, in the same position as myself. Your soul is my soul, and your body is my body." Pangeran dari Setia lalu bertanya: "Apakah ini menjamin keselamatan dan kesejahteraan agama saya" Untuk ini Nabi Suci Muhammad (saw) menjawab: "Ya itu akan, tetapi yang pernah membunuh kamu akan membunuh aku, dan yang membenci Anda membenci saya, dan yang menyinggung Anda adalah menyinggung saya Anda. bagi saya, dalam posisi yang sama seperti diri sendiri Jiwa Anda. jiwa saya, dan tubuh Anda tubuh saya. "
May Allah bestow on us his blessings and guide us to fast the month of Ramadhan praying to Him and reciting His holy book. Semoga Allah memberikan kepada kita berkat dan membimbing kita untuk berpuasa bulan Ramadhan berdoa kepada-Nya dan membaca kitab suci-Nya.
ADD TO FAVORITES TAMBAHKAN KE FAVORIT
Gabung islamicoccasions.com di Facebook Ikuti islamicoccasions.com di Twitter Link Akramulla Syed di Linkedin Bookmark and Share islamicoccasions.com email islamicoccasions.com
RAMADHAN & HOLY QURAN RAMADHAN & QURAN SUCI
O ye who believe! Hai orang-orang beriman, Fasting is prescribed to you as it was prescribed to those before you, that ye may (learn) self-restraint, (2:183) Puasa diresepkan untuk Anda seperti yang diresepkan untuk orang sebelum kamu, supaya kamu dapat (belajar) menahan diri, (2:183)
(Fasting) for a fixed number of days; but if any of you is ill, or on a journey, the prescribed number (Should be made up) from days later. (Puasa) untuk tetap jumlah hari, tetapi jika ada di antara kamu ada yang sakit, atau dalam perjalanan, jumlah yang ditentukan (Harus dibuat) dari hari kemudian. For those who can do it (With hardship), is a ransom, the feeding of one that is indigent. Bagi mereka yang bisa melakukannya (Dengan kesulitan), adalah tebusan, memberi makan orang yang miskin. But he that will give more, of his own free will, it is better for him. Tapi dia yang akan memberikan lebih, dari kehendak bebasnya sendiri, lebih baik baginya. And it is better for you that ye fast, if ye only knew. Dan itu adalah lebih baik bagi Anda yang cepat kamu, jika kamu mengetahui. (2:184) (2:184)
RAMZAN DAILY DUA Ramadhan HARIAN DUA
Ramzan al-Mubarak 01 Ramadhan al-Mubarak 01
Ramzan al-Mubarak 06 Ramadhan al-Mubarak 06
Ramzan al-Mubarak 11 Ramadhan al-Mubarak 11
Ramzan al-Mubarak 16 Ramadhan al-Mubarak 16
Ramzan al-Mubarak 21 Ramadhan al-Mubarak 21
Ramzan al-Mubarak 26 Ramadhan al-Mubarak 26
RAMADHAN RESOURCES RAMADHAN SUMBER DAYA
Supplications in text Permohonan dalam teks
Supplications in audio Permohonan di audio
Check for Ramzan Roza Periksa Roza Ramadhan
Check for Roza Fasting Periksa Roza Puasa
Ramadhan Special Ramadhan Khusus
Holy Ramadhan Suci Ramadhan
Ramadhan Lessons Pelajaran ramadhan
Etiquette of Holy Month Etiket Kudus Bulan
Holy Ramadhan (Urdu) Suci Ramadhan (Urdu)
Fasting Rules1 (Urdu) Puasa Rules1 (Urdu)
Fasting Rules2 (Urdu) Puasa Rules2 (Urdu)
Harap Ucapkan Surah Al-Fatihah
Berlangganan Newsletter Islam
We are not responsible for the contents of external websites "Ads by Google" Kami tidak bertanggung jawab atas isi dari situs web eksternal "Iklan oleh Google"